January 18, 2013

Efek Kemajuan Teknologi pada Anak

Anak zaman sekarang berbeda dengan anak dulu. Kalau dulu anak-anak masih bermain bersama memainkan permainan tradisional yang sederhana.  Zaman sekarang permainan tradisional itu sudah hampir
dilupakan.  Banyak juga anak-anak yang tidak lagi bermain bersama, biasanya terjadi di kota-kota besar.   Era digital telah membuat anak-anak berubah.  Permainan mereka kini serba digital, game-game online menyebar luas bak virus yang menyelinap cepat.  Anak-anak kecil sangat mahir bermain game di rumah, lewat PC, laptop, ipad, tablet, dan lainnya yang mereka punya.  Bagi anak-anak yang tidak punyapun tetap bisa menikmati game-game tersebut, biasanya lewat warnet yang bertebaran di setiap sudut. Dengan uang jajannya mereka bisa duduk manis di sebuah warnet. 
Lalu apa yang dirisaukan?  Bukankah berarti anak-anak itu semakin canggih dan tidak gaptek?  Ya tentu saja benar, tapi tidakkah kita melihat dampak buruk yang ditimbulkannya? Anak-anak itu bisa lupa makan, lupa tidur, lupa membuat peer sekolah, bahkan ada yang membolos sekolah hanya karena ingin bermain game saja.  Saya sering melihat anak-anak berseragam merah memenuhi warnet-warnet yang justru banyak tumbuh di sekitar sekolah.  Mungkin bagi pemilik warnet itu merupakan peluang usaha yang baik, tapi tidak bagi anak-anak.
Belum lagi rasa ingin tahu anak-anak yang tinggi.  Mereka tidak saja bermain game, mereka juga bisa melihat apa saja yang ada yang seharusnya belum boleh dilihat oleh mereka.  Hmmm..begitu juga dengan bacaan anak-anak. Begitu banyak bacaan yang bisa dibaca gratis lewat internet yang tidak layak bagi mereka.
Lalu apa yang harus kita lakukan?  Apakah kita harus marah pada kemajuan zaman?  Wah, habis energi kita jika ingin melawan arus masuk yang begitu deras.  Sebaiknya, kita mulai dulu dari keluarga kita, lingkungan terkecil yang ada.  Kitalah sebagai orang tua yang harus membentengi keluarga kita dari efek buruk kemajuan zaman.  Sedari awal kita yang harus menentukan langkah, salah satunya dengan memberikan contoh pada mereka secara langsung.  Misalnya alihkan kebiasaan rekreasi ke mal yang ujung-ujungnya membeli kaset game.  Mulailah mengajak anak-anak ke perpustakaan.  Carilah perpustakaan yang punya ruang khusus anak-anak juga punya ruang theater..  Di kota-kota besar cukup banyak perpustakaan yang nyaman.  Kita dapat memilihkan buku-buku bacaan dan juga film-film yang sesuai untuk usia mereka.  Selain hal itu dapat mengalihkan keinginan anak bermain game, juga dapat menumbuhkan minat baca mereka sekaligus sebagai ajang rekreasi keluarga.  Apakah itu bisa?  Tentu bisa tapi tentu tidak tiba-tiba berubah ya. Asalkan kita terus melakukannya dengan sabar nanti pasti akan berubah lebih baik, atau setidaknya bisa mengurangi.  Semoga manfaat...

No comments:

Post a Comment