January 4, 2012

Menyiasati Waktu Menulis

Pernahkan teman-teman merasa kekurangan waktu?  Maksud saya waktu untuk menulis?  Karena kesibukan masing-masing orang berbeda-beda, tentu waktu yang dimiliki pun tidak akan sama.  Misalnya saja teman-teman bekerja di kantor sebagai pegawai.  Atau bekerja yang formal atau non formal, tentu akan menyita sebagian waktu yang cuma 24 jam itu jumlahnya. Apalagi jika pekerjaan itu sebagai ibu rumah tangga, wah bisa dipastikan jam kerjanya nyaris 24 jam juga ya hehe...Urusan mengantar anak sekolah, urusan belanja kebutuhan dapur, urusan membereskan rumah (jika tak ada asisten yang membantu), urusan-urusan lainnya yang seabrek.

Nah, lalu kapan dong menulisnya?  Tetap nulis dong!  Saya termasuk salah satu orang yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga tanpa asisten, tentu banyak pekerjaan rutin yang harus saya jalani.  Tapi saya juga senang menulis.  Keranjingan menulis ini sudah dua tahun terakhir mengikuti saya terus menerus, he he kaya penguntit aja ya...  Pertama kali saya merasa sangat kekurangan waktu untuk menulis.  Saya kerepotan membagi waktu untuk urusan dalam negeri dan urusan menulis.  Lalu saya bertanya pada teman-teman penulis lainnya, kapan waktu mereka menulis.  Dan rata-rata jawabannya adalah mereka menulis malam hari di saat anak-anak dan keluarga sudah tertidur lelap.  Sehingga tak ada yang mengganggu lagi.   Jawaban yang bagus tentunya dan masuk akal.  Tapi tidak untuk saya...loh?  Itu karena saya tidak bisa mengikuti saran teman tersebut.  Saya tidak bisa begadang, paling bertahan sampai jam 10 malam saya sudah KO.  Payah ya...!

Akhirnya karena keinginan menulis saya yang terus muncul, saya mencoba menyiasatinya.  Jadi saya menulis tidak memakai jadwal.  Kapan ada waktu luang saya akan menulis.  Ternyata hasilnya lumayan.  Yang tadinya sehari tidak bisa menulis apa-apa, sekarang bisa menulis beberapa lembar.  Wah saya senang sekali.  Sekarang saya sudah bisa menemukan jalan keluarnya bagi saya yang tidak bisa begadang ini.  Ini beberapa waktu yang saya pakai untuk menulis.  Siapa tahu teman-teman yang kondisinya seperti saya bisa mengambil manfaatnya juga.

Saya mencuri waktu menulis ketika:
  1. Menunggu anak sekolah/les : saya selalu membawa netbook kecil di dalam tas.  Kadang saya menulis di dalam mobil jika sedang parkir.  Biasanya jika sedang malas turun mencari tempat duduk yang nyaman.  Atau saya akan turun dan menunggu di tempat duduk di sekolah/kursus  itu.  Bahkan tidak jarang dapat tempat yang free WIFI, jadi bisa sekaligus googling gratis he he.
  2. Jika sedang mengerjakan pekerjaan rumah pun saya usahakan bisa menulis juga.  Kebetulan dapur merupakan salah satu tempat saya menulis.  Di sebuah meja kecil itulah saya menulis sambil menunggu masakan matang.  Jangan jauh-jauh, bisa-bisa masakannya gosong loh!  Dan ini cukup baik bagi saya, dari setiap waktu yang saya kumpulkan ternyata tulisan saya bisa banyak juga.  
  3. Di mal ketika mengantar anak mencari sesuatu : ketika anak-anak sibuk mencari barang yang mereka inginkan, saya juga sibuk mencari tempat duduk yang nyaman.  Waktu 1-2 jam itu sangat membantu sekali untuk menambah lembaran tulisan saya.  Anak-anak mendapatkan barang yang mereka inginkan dan saya juga mendapatkan berlembar-lembar tulisan.  Oh senangnya...  Eh tapi kalau anak-anak masih kecil jangan meniru cara saya ini ya....Bahaya nanti anaknya bisa hilang entah ke mana...hehe.
  4. Kadang saat menunggu anak sekolah, saya lari ke perpustakaan terdekat.  Di sana dengan dengannya tulisan akan terus bertambah dan bertambah.  Di perpustakaan tentu saja banyak keuntungannya, paling tidak banyak bahan bacaan yang dapat menambah wawasan dalam membuat atau menulis cerita.  
  5. Saat sedang berkunjung ke rumah saudara pun saya tetap membawa media tulis itu.  Jika sedang senggang atau waktunya istirahat tidur siang, saya langsung membuka kembali dan menuliskan apa yang ada dalam pikiran saya.  
  6. Saat menunggu jika sedang periksa ke dokter pun akan saya manfaatkan.  Bayangkan saja jika kita harus antri menunggu dokter dengan giliran yang masih panjang. Antrian itu bukannya semenit dua menit tapi berjam-jam.  Nah saat menunggu itulah saya duduk mojok lalu mengetik.  Waktu satu dua jam menunggu jadi tak terasa dan saya juga senang karena bisa menambah tulisan saya.  Kadang bisa membuat satu cerpen 2-3 halaman.  Atau melanjutkan tulisan yang sudah ada.  Bahkan malah seringnya mendapat ide baru dari melihat lingkungan sekitar itu.
  7. Saat terbangun malam menjelang subuh : sehabis solat malam masih ada waktu sedikit menunggu subuh tiba.  Nah, di saat pendek itulah saya mencoba melanjutkan tulisan saya lagi.  Dan ajaibnya, waktu pendek sehabis bangun tidur itu membuat jari-jari saya menari sangat lincah.  Tulisan bisa mengalir begitu saja, dan hasilnya lebih banyak dibandingkan jika menulis pada saat-saat lainnya.   Dan saya akan melanjutkan menulis lagi sehabis subuh, cukup 30 menit saja.  Karena setelah itu saya akan berkutat lagi dengan pekerjaan baru....menyiapkan sarapan dan membereskan rumah hehe ..tetep emak..emak...!
Yup!  Mungkin cara saya ini agak aneh atau tidak sesuai dengan teman-teman.  Tapi paling tidak saya tetap bisa menulis dengan menyiasati waktu yang ada itu.  Semoga  manfaat....


1 comment:

  1. makasih mbak, siasat yang bagus buat aku yang nggak punya asisten.. :)

    ReplyDelete