January 6, 2012

Bahan Aditif

Bahan aditif adalah zat kimia yang ditambahkan dalam jumlah kecil pada suatu produk makanan dan minuman untuk menghasilkan efek seperti yang diinginkan.  Ada dua jenis bahan aditif, yaitu bahan aditif alami dan sintesis.  Penamabahan bahan aditif alami yang sering digunakan masyarakat adalah garam.  Selain berfungsi sebagai pemberi rasa asin, garam juga berfungsi sebagai bahan pengawet.  Adapun bahan aditif sintesis seperti vetsin, pewarna dan pemanis sintesis, serta bahan pengawet, lebih banyak digunakan pada industri makanan.

Manfaat Bahan Aditif. Pada umumnya bahan aditif digunakan untuk memperbaiki rasa, memperindah bentuk, memberi warna, dan menjaga kesegaran makanan (dengan menghambat pertumbuhan mikroorganisme).  Penambahan beberapa jenis bahan aditif diperlukan untuk memenuhi unsur-unsur yang diperlukan oleh tubuh, misalnya penambahan iodin pada garam dapur (NaCl) berguna untuk mencegah penyakit gondok.  Bahan
aditif juga dapat meningkatkan nilai gizi makanan serta menggantikan nutrisi yang hilang dalam proses pengolahan makanan, misalnya penambahan vitamin A pada margarin, vitamin B1 pada beras, vitamin C pada minuman botol dan vitamin D pada susu.


Jenis Bahan Aditif.  Bahan aditif yang banyak digunakan pada proses pengolahan makanan adalah zat pewarna, zat penyedap, zat pemanis, zat pengharum, dan zat pengawet.
  1. Zat pewarna dipakai agar makanan menjadi lebih menarik.  
  2. Zat penyedap yang banyak digunakan adalah natrium glutamat atau monosodium glutamat (MSG) atau vetsin.  Pemakaian vetsin yang berlebihan dapat menimbulkan sesak napas, sakit kepala, dan mudah letih.  
  3. Zat pemanis digunakan sebagai pengganti gula, misalnya sakarin (tingkat kemanisannya 500 kali lipat dari gula) dan natrium siklamat (tingkat kemanisannya 50 kali dari gula).  Tapi tahun 1970-an badan pengawas makanan dan minuman Food and Drug Administration (FDA) melarang penggunaan natrium siklamat yang diduga sebagai penyebab kanker.
  4. Zat pengharum yang banyak digunakan adalah ester.  Senyawa ini dapat memberikan aroma buah-buahan, misalnya amil asetat yang beraroma pisang, amil valerat yang beraroma apel, dan butil propionat yang beraroma rum.  Zat pengharum ini relatif aman bagi kesehatan dan belum pernah menimbulkan efek samping yang merugikan.
  5. Zat pengawet pada makanan digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur atau bakteri serta memperlambat proses oksidasi yang dapat merusak makanan.  Zat pengawet yang sering digunakan antara lain butil hidroksi toluena (BHT), butil hidroksi anisol (BHA) dan natrium benzoat.
Penggunaan Bahan Aditif.  Bahan aditif pada makanan biasanya ditambahkan pada proses pengolahan, penyimpanan, atau pengepakan makanan.  Dengan berkembangnya indistri makanan, penambahan bahan aditif sintesis harus dilakukan secara hati-hati.  Hal ini karena bahan sintesis merupakan zat asing bagi tubuh yang dapat menyebabkan penyakit.  (Pustaka: Ensiklopedi Umum 2.  Abdul Syukur, dkk.  PT. Ichtiar Baru van Hoeve.  Jakarta.2005)

No comments:

Post a Comment